Padang Pariaman, Sumbar – Andalasnews.com
Satu peristiwa kelam mengguncang masyarakat Padang Pariaman, Sumatera Barat. Seorang ayah tewas mengenaskan setelah dengan penuh keberanian membela anak gadisnya yang menjadi korban pencabulan. Tragedi ini bukan hanya menorehkan luka mendalam bagi keluarga, tetapi juga memantik kegelisahan luas di tengah masyarakat: apakah Padang Pariaman kini berada dalam kondisi darurat kriminal?
Kronologis Tragis: Dari Pencabulan ke Pembunuhan
Informasi awal yang dihimpun menyebutkan bahwa pelaku pencabulan bukan hanya satu orang. Mereka diduga sudah lebih dulu mengincar korban, seorang anak di bawah umur, hingga akhirnya melakukan aksi bejat. Sang ayah yang mengetahui dan mencoba membela putrinya justru menjadi korban kekerasan brutal. Ia dibunuh dengan cara yang sangat kejam.
Warga sekitar sontak gempar. Kasus ini cepat menyebar dari mulut ke mulut hingga ke media sosial, mengundang kemarahan publik yang menilai bahwa predator seksual semakin berani karena lemahnya efek jera hukum.
Sosok Ayah yang Dihormati: “Sumando Ninik Mamak”
Almarhum bukan sosok biasa. Di lingkungannya, ia dikenal sebagai pribadi penyayang dan bertanggung jawab. Gelar adat “Sumando Ninik Mamak” melekat padanya sebagai tanda penghormatan dalam tradisi Minangkabau.
“Beliau gugur dengan terhormat. Mati syahid karena membela anaknya. Kami keluarga sangat terpukul, tapi juga bangga karena beliau berjuang sampai akhir. Kami hanya minta keadilan ditegakkan tanpa kompromi,” ungkap salah satu kerabat korban dengan nada bergetar.
Polisi Bergerak, Tapi Publik Gelisah
Kepolisian Padang Pariaman telah menurunkan tim untuk melakukan penyelidikan dan memburu para pelaku. Namun masyarakat menilai kasus ini hanyalah puncak gunung es dari berbagai tindak kriminalitas yang marak akhir-akhir ini. Mulai dari pencabulan, begal, hingga perkelahian antar kelompok yang kerap menelan korban.
Seorang tokoh masyarakat setempat mengatakan:
“Ini sudah darurat kriminal. Kami tidak ingin kasus ini jadi sekadar headline lalu hilang begitu saja. Aparat harus serius, jangan ada negosiasi dengan pelaku. Kalau tidak, masyarakat bisa kehilangan kepercayaan pada hukum.”
Desakan Keadilan dan Perlindungan Anak
Tragedi ini membuka mata publik bahwa perlindungan anak di daerah masih sangat lemah. Masyarakat berharap aparat, pemerintah daerah, hingga tokoh adat bersatu menjaga generasi muda dari ancaman predator seksual.
“Jangan biarkan anak-anak kita hidup dalam ketakutan. Satu korban saja sudah terlalu banyak, apalagi jika pelaku bebas berkeliaran,” tegas aktivis pemuda Padang Pariaman.
Darurat Kriminal, Tanggung Jawab Bersama
Kasus pembunuhan ayah berani ini menegaskan bahwa darurat kriminal bukan sekadar jargon, melainkan kenyataan pahit yang harus segera ditangani. Tanpa langkah nyata, tragedi serupa bisa kembali terjadi.
Kini, harapan masyarakat tertuju pada kepolisian dan penegak hukum agar membuktikan bahwa hukum masih ada di Padang Pariaman. Publik menanti keadilan untuk sang ayah yang gugur, sekaligus perlindungan nyata bagi anak-anak yang masih rentan menjadi sasaran kejahatan.
Semoga almarhum husnul khatimah, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan serta kekuatan menghadapi cobaan berat ini. Al-Fatihah.
(Liputan khusus: Tim Andalasnews.com | Foto: Azwar Anas Aspila)