Padang Pariaman – Andalasnews.com, Gelombang kriminalitas sadis terus menghantui masyarakat Padang Pariaman, Sumatera Barat. Sejumlah kasus mengerikan yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir menjadi bukti nyata bahwa daerah ini sedang menghadapi kondisi darurat kriminal.
Tidak hanya satu, tetapi beruntun peristiwa keji mengoyak rasa aman warga.
✅ Kasus Pembunuhan Anak Padusi Barantai di Batang Anai – Korban tak berdosa ditemukan dalam kondisi tragis, jasadnya dimasukkan ke dalam sumur.
✅ Kasus Mutilasi Lubuak Alung – Warga digegerkan dengan penemuan potongan tubuh korban yang dibuang di kawasan Batang Anai.
✅ Kasus Nenek di Nagari Gasan – Seorang nenek dibunuh ketika berusaha melindungi cucunya dari upaya pencabulan.
✅ Kasus Ayah Gugur Membela Anak – Ayah yang berusaha menjaga kehormatan putrinya justru tewas dibunuh secara brutal.
✅ Kasus Sodomi Berantai – Anak-anak menjadi korban pelecehan seksual berulang yang menimbulkan trauma mendalam.
Kerusakan Moral dan Identitas Adat Minangkabau
Serentetan kasus ini dianggap sebagai tanda jelas kerusakan moral yang semakin parah. Padang Pariaman yang dulu dikenal sebagai nagari beradat, kuat dengan falsafah “Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah”, kini tengah menghadapi krisis identitas.
Seorang tokoh masyarakat mengatakan dengan nada getir:
“Dulu nagari kita disegani karena adaik dan budaya kuat. Sekarang apa yang kita lihat? Pembunuhan, pencabulan, sodomi. Dunia sudah sibuak bana (terbalik benar). Tolong, pak, salamaikan nagari ini. Jangan biarkan kehancuran moral dan agama merusak generasi.”
Tanggung Jawab Semua Pihak
Masyarakat mendesak agar pemerintah daerah, aparat kepolisian, ulama, serta ninik mamak duduk bersama mencari solusi nyata. Mereka menilai, tanpa kolaborasi, darurat kriminal ini hanya akan semakin membesar.
“Ini bukan hanya tugas polisi, tapi tanggung jawab kita semua. Anak kamanakan harus dijaga. Kalau adat dan agama sudah terkikis, apa lagi benteng kita?” tegas salah seorang ninik mamak dalam pertemuan warga.
Warning Krisis Moral dan Agama
Serangkaian kasus sadis ini adalah alarm keras bahwa Padang Pariaman berada di ambang krisis moral dan agama. Jika tidak segera ditangani, bukan hanya rasa aman yang hilang, tetapi juga marwah nagari yang selama ini menjadi kebanggaan masyarakat Minangkabau.
Mari bersama-sama kembali pada akar budaya dan agama, bersatu menegakkan hukum, menjaga anak cucu, dan mengembalikan martabat nagari yang dulu disegani.
Padang Pariaman Darurat Kriminal. Saatnya Bertindak, Sebelum Terlambat.
(Liputan Khusus: Tim Andalasnews.com)