Trump Gandakan Tekanan, Rusia Gencarkan Serangan

©AndalasNews.com/pzhc
©AndalasNews.com/pzhc

AndalasNews.com Presiden AS Donald Trump memangkas tenggat bagi Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina menjadi cuma 10 hari, jika tidak ingin mendapat sanksi. Moskow menjawab dengan gelombang baru serangan udara.

Setidaknya 22 orang tewas dalam serangan udara Rusia yang menghantam sebuah penjara dan fasilitas medis di Ukraina, menurut pejabat setempat Selasa (29/7). Serangan itu terjadi di tengah terus berlanjutnya gempuran terhadap wilayah sipil, meski Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mengancam akan menjatuhkan sanksi jika Moskow tidak segera menghentikan perang.

Empat bom luncur berkekuatan tinggi dilaporkan menghantam sebuah penjara di wilayah Zaporizhzhia, Ukraina tenggara. Otoritas menyatakan sedikitnya 17 narapidana tewas dan lebih dari 80 orang lainnya terluka dalam serangan tersebut.

Rusia juga menembakkan rudal balistik ke sasaran sipil lainnya, dalam gelombang serangan terbaru, yang menambah panjang daftar korban dari konflik yang terus menelan korban jiwa di luar zona pertempuran langsung.

Pada Senin (28/7) kemarin Trump menetapkan tenggat waktu baru—hanya 10 hingga 12 hari—bagi Rusia untuk menunjukkan kemajuan dalam mengakhiri perang di Ukraina, atau menghadapi konsekuensi. Trump dikabarkan semakin merasa frustasi terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin atas konflik yang telah berlangsung selama tiga setengah tahun.

Trump mengancam akan menjatuhkan sanksi, termasuk terhadap negara-negara yang berniaga dengan Rusia.

Berbicara di Skotlandia, saat menghadiri pertemuan dengan para pemimpin Eropa dan juga bermain golf, Trump menyatakan kekecewaannya terhadap Putin dan memangkas tenggat 50 hari yang dia tetapkan awal bulan ini.

“Saya akan menetapkan tenggat baru, sekitar… 10 atau 12 hari sejak hari ini,” ujar Trump kepada wartawan dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer. “Tidak ada alasan untuk menunggu… Kami tidak melihat ada kemajuan yang terjadi.”

Rusia: AS bermain dengan api

Namun dalam sebuah unggahan di platform X, mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev, yang merupakan sekutu dekat Putin, menyebut Trump tengah menjalankan “permainan ultimatum” yang berpotensi memicu perang langsung dengan Amerika Serikat.

“Setiap ultimatum baru adalah ancaman dan satu langkah menuju perang. Bukan antara Rusia dan Ukraina, tapi dengan Trump sendiri,” tulis Medvedev.

[PZHC]

113 Dilihat
Berita Terbaru
Berita Terbaru
Kabar Daerah
Terpopuler
Pengunjung