Gubernur Sulawesi Barat Wajibkan Siswa SMA/SMK Baca 20 Buku Sebagai Syarat Kelulusan

Foto: Andi Depu dan Baharuddin Lopa Jadi Bacaan Wajib – Literasi Jadi Pilar Pembangunan
Foto: Andi Depu dan Baharuddin Lopa Jadi Bacaan Wajib – Literasi Jadi Pilar Pembangunan

MAMUJU, Andalasnews.com — Langkah revolusioner diambil Gubernur Sulawesi Barat, Suhardi Duka, dalam upaya membangun generasi literat dan berkarakter. Melalui Surat Edaran Gubernur Sulbar No. 000.4.14.1/174/11/2-25, Suhardi resmi mewajibkan seluruh siswa SMA/SMK sederajat membaca minimal 20 judul buku selama masa pendidikan sebagai syarat kelulusan.

“Kebijakan ini bukan hanya sekadar aturan administratif, tetapi bentuk nyata dari komitmen kami membangun peradaban melalui literasi,” tegas Suhardi saat menghadiri kegiatan Gerakan Peningkatan Literasi Masyarakat di Mamuju, Minggu (13/7/2025), seperti dikutip dari Antara.

Dalam kebijakan ini, dua tokoh nasional asal Sulawesi Barat yaitu Andi Depu — satu-satunya pejuang perempuan dari Mandar yang menjadi Raja Balanipa — serta Baharuddin Lopa, mantan Jaksa Agung RI yang dikenal bersih dan tegas, dijadikan buku bacaan wajib bagi seluruh siswa. Menurut Suhardi, tokoh lokal tersebut patut dijadikan teladan bagi para pelajar, bukan hanya karena prestasi nasionalnya, tetapi juga karena nilai-nilai perjuangan dan integritas yang mereka wariskan.

“Kita ingin anak-anak Sulbar tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga kuat secara karakter. Tokoh seperti Andi Depu dan Baharuddin Lopa harus dikenang dan menjadi inspirasi,” ujarnya.

Literasi Jadi Gerakan Bersama

Surat edaran ini ditujukan kepada seluruh kepala daerah, perangkat daerah, serta instansi vertikal se-Sulbar. Tidak hanya di sekolah, seluruh instansi pemerintah juga diminta menyediakan pojok baca atau perpustakaan mini sebagai bentuk dukungan terhadap gerakan literasi yang masif.

Suhardi juga mengimbau agar ada kunjungan rutin ke perpustakaan minimal seminggu sekali, baik oleh siswa maupun masyarakat umum. Ia menegaskan bahwa gerakan literasi ini bukan sekadar proyek pendidikan, melainkan bagian dari investasi jangka panjang dalam pembangunan sumber daya manusia Sulawesi Barat.

“Kita ingin budaya baca tidak hanya hidup di ruang kelas, tetapi juga di kantor-kantor, di rumah, di desa dan di kota. Inilah bentuk nyata Sulbar Menuju Provinsi Literasi,” tambahnya.

Respon dan Tantangan

Kebijakan ini menuai beragam tanggapan positif dari berbagai kalangan, termasuk para pendidik dan pegiat literasi. Namun di sisi lain, tantangan infrastruktur, akses buku bacaan berkualitas, serta pelatihan literasi bagi guru juga mulai disoroti.

Kepala Dinas Pendidikan Sulbar, Dr. Hamsyah, menyatakan pihaknya sedang menyiapkan panduan teknis pelaksanaan dan kurasi buku bacaan yang sesuai. “Kami akan bekerja sama dengan perpustakaan nasional, penerbit lokal, serta komunitas literasi untuk memastikan keberhasilan program ini,” katanya.

Langkah Gubernur Suhardi Duka ini dapat menjadi model inspiratif bagi provinsi lain. Literasi bukan hanya soal membaca, melainkan kemampuan berpikir kritis, memahami, dan bertindak bijak dalam kehidupan. Bila dijalankan konsisten dan sistematis, Sulawesi Barat berpotensi melahirkan generasi emas dari pinggir negeri.

142 Dilihat
Berita Terbaru
Berita Terbaru
Kabar Daerah
Terpopuler
Pengunjung