Andalasnews.com Ketua Presidium Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia 98 (JARI’98), Willy Prakarsa, menyampaikan evaluasi kritis terhadap kinerja awal pemerintahan Presiden Prabowo Subianto – Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, khususnya terkait kondisi ekonomi nasional saat ini dan janji kampanye Pilpres 2024.
Ia menyatakan keprihatinan atas inflasi yang dinilainya semakin menekan daya beli masyarakat. Ia menyebut kelompok rentan seperti ibu rumah tangga kini mengalami kesulitan dalam mencukupi kebutuhan dasar akibat harga kebutuhan pokok yang terus merangkak naik.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, tingkat inflasi tahunan Indonesia pada Juni 2025 mencapai 1,87 persen, naik dari 1,60% pada Mei, dan masih berada dalam kisaran target Bank Indonesia (1,5%–3,5%).
“Daya beli turun, harga barang naik, ibu rumah tangga kesulitan, buat makan saja sudah megap-megap” ujar Willy dalam keterangan tertulis, Rabu (16/7/2025).
Ia mempertanyakan sejauh mana realisasi sejumlah program unggulan pemerintah, termasuk target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen dalam lima tahun dan program “Makan Bergizi Gratis” bagi 82,5 juta pelajar. Menurutnya, implementasi kebijakan tersebut hingga kini belum terlihat jelas.
Berdasarkan data BPS, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 4,87% (y‑on‑y) pada kuartal I‑2025. BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2025 berada di kisaran 4,6%–5,4%, sementara proyeksi IMF, OECD, dan Bank Dunia menurun ke kisaran 4,7%–4,8%.
Lebih lanjut, ia menyinggung janji Presiden Prabowo yang pernah menyatakan akan “mewakafkan sisa umur” untuk bangsa. Menurutnya, hampir sepuluh bulan berjalan, capaian pemerintahan masih belum sejalan dengan ekspektasi publik.
Meski demikian, Willy tetap menyampaikan harapan agar pemerintahan Prabowo-Gibran mampu mengejar target-target yang telah dijanjikan. Ia mengajak publik tetap optimistis dan memberikan ruang bagi strategi perbaikan yang tengah disiapkan oleh presiden dan jajarannya.
Redaksi : Andalasnews.com








