“Cemen! Nangis aja!” teriak seorang warga dari kejauhan, menambah tekanan di tengah momen saat Noel dipamerkan ke publik oleh KPK.

Foto. Noel Menangis saat dipamerkan dipublik oleh KPK
Foto. Noel Menangis saat dipamerkan dipublik oleh KPK

Andalasnews.com Jakarta — Wajah Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer alias Noel tampak tertunduk lesu saat digiring ke hadapan publik di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Jumat (22/8/2025). Dengan tangan terborgol dan rompi oranye khas tahanan korupsi, Noel berjalan di antara kawalan ketat petugas KPK.

Suasana makin tegang ketika teriakan cemoohan warga dari luar gedung menggema, menyasar langsung ke arah Noel.

“Yah nangis… yah nangis… cemen, wooo cemen banget,” teriak seorang warga.

Noel yang biasanya vokal di ruang publik hanya bisa menunduk pasrah, tanpa memberikan komentar. Pemandangan ini menjadi simbol jatuhnya seorang pejabat tinggi negara yang terseret kasus korupsi.

Korupsi Cepat Usai Dilantik

Ketua KPK Setyo Budiyanto mengungkapkan, Noel mulai menerima aliran dana haram hanya dua bulan setelah dilantik Presiden Prabowo Subianto pada Oktober 2024. Pada Desember 2024, Noel diduga telah mengantongi setoran Rp3 miliar.

“Bahwa selanjutnya, sejumlah uang tersebut mengalir kepada pihak penyelenggara negara, yaitu saudara IEG sebesar Rp3 miliar pada Desember 2024,” ujar Setyo.

Modus Pemerasan Sertifikasi K3

Kasus ini berawal dari praktik pemerasan dalam proses sertifikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Para buruh maupun perusahaan dipaksa membayar hingga Rp6 juta untuk satu sertifikat, padahal tarif resmi hanya Rp275 ribu.

“Jika tidak membayar, proses pengurusan akan dipersulit. Dari praktik ini, terkumpul dana hingga Rp81 miliar,” jelas Setyo.

Dana tersebut kemudian dibagi-bagikan ke sejumlah pejabat di Kemenaker. Porsi terbesar diduga dinikmati oleh Irvian Bobby Mahendro, Koordinator Bidang Kelembagaan dan Personil K3 periode 2022–2025, yang mengantongi Rp69 miliar.

“Irvian menggunakan uang tersebut untuk belanja, hiburan, hingga down payment rumah,” tambah Setyo.

Jajaran Pejabat yang Terlibat

Selain Irvian, KPK menyebut beberapa pejabat lain turut menerima aliran dana, antara lain:

Gerry Aditya Herwanto, Koordinator Bidang Pengujian dan Evaluasi Kompetensi K3, menerima Rp3 miliar (2020–2025).

Hery Sutanto, Direktur Bina Kelembagaan K3, ikut mendapat setoran tunai.

Subhan, Sub Koordinator Keselamatan Kerja Ditjen Bina K3, menerima Rp3,5 miliar dari 80 perusahaan jasa K3 (PJK3).

Antasari Kusumawati, Sub Koordinator Kemitraan dan Personel Kesehatan Kerja, mengantongi Rp5,5 miliar (2021–2024).

Immanuel Ebenezer (Noel), Wakil Menteri Ketenagakerjaan, menerima Rp3 miliar pada akhir 2024.

Simbol Jatuhnya Pejabat Publik

KPK menegaskan kasus ini bukan hanya soal penyalahgunaan jabatan, melainkan juga bentuk pengkhianatan terhadap kepercayaan publik.

“Dana ini seharusnya untuk melindungi para pekerja, bukan dijadikan bancakan pejabat,” tegas Setyo.

Kini, Noel bersama 10 tersangka lainnya resmi ditahan KPK dan akan menjalani pemeriksaan intensif.

 

Redaksi : Andalasnews.com

Berita Terbaru
Berita Terbaru
Kabar Daerah
Terpopuler
Pengunjung