Jakarta – Andalasnews.com, Langkah Patrick Kluivert bersama Timnas Indonesia resmi berakhir! Kekalahan menyakitkan dari Irak menjadi puncak tekanan yang membuat kursi pelatih asal Belanda itu tak bisa diselamatkan lagi. Namun, keputusan PSSI untuk memutus kontrak Kluivert ternyata bukan tanpa harga mahal — federasi dikabarkan harus menanggung kompensasi pemecatan mencapai puluhan miliar rupiah!
Langkah ini membuat publik terbelah. Sebagian mendukung keputusan tersebut demi penyegaran tim, sementara lainnya menilai PSSI gegabah karena Kluivert baru mulai membangun fondasi permainan modern Garuda.
Di tengah gejolak itu, momen paling haru terjadi di stadion. Jay Idzes, bek tangguh asal klub Sassuolo, tak kuasa menahan tangis di depan ribuan suporter Garuda yang memenuhi tribun. Dengan kepala tertunduk dan air mata menetes, Idzes meminta maaf kepada seluruh pendukung Indonesia.
“Kami sudah berjuang sekuat tenaga, tapi belum cukup untuk membalas cinta kalian,” tulis Jay Idzes di media sosialnya, disertai foto dirinya berlutut di lapangan.
Sementara itu, Kevin Diks mencoba menenangkan rekan setim dan mengajak mereka fokus menghadapi babak kualifikasi berikutnya. “Kita harus belajar dari ini. Garuda tidak boleh menyerah,” ujarnya singkat.
Namun, di balik kesedihan itu, muncul secercah harapan. Miliano Jonathans dan Emil Audero menjadi simbol generasi baru yang terus memberi optimisme. Kluivert bahkan pernah memuji Miliano sebagai “talenta murni dengan masa depan cerah”, sementara Emil Audero terus mengharumkan nama Indonesia lewat performa impresifnya bersama Cremonese di Serie A.
Patrick Kluivert mungkin telah pergi, namun warisannya tetap hidup — dalam semangat juang, disiplin, dan keyakinan para pemain muda Garuda yang siap menulis sejarah baru menuju Piala Dunia 2026.
Cerita Bola – Editor: Jo | Andalasnews.com
