Andalasnews.com | Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diharapkan memperbaiki kualitas gizi pelajar justru berujung malapetaka. Dalam dua hari terakhir, sedikitnya 215 siswa di Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami gejala keracunan massal usai menyantap makanan dari program MBG.
Insiden menyebar di dua wilayah: 140 siswa SMPN 8 Kupang dan 75 siswa dari tiga sekolah di Kabupaten Sumba Barat Daya. Gejala yang dilaporkan mencakup mual, muntah, diare, pusing, dan gatal-gatal, hingga sejumlah siswa harus dilarikan ke berbagai rumah sakit di wilayah masing-masing.
Kepala SMPN 8 Kupang, Maria Theresia Lana, mengungkapkan gejala pertama muncul pada Selasa (22/7/2025) sekitar pukul 07.30 Wita, saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Beberapa siswa bolak-balik ke kamar mandi dan mengeluh sakit perut.
“Awalnya 18 siswa dirujuk ke rumah sakit, tapi jumlahnya terus bertambah hingga mencapai 140 siswa,” ujar Maria.
Para siswa dirawat di lima rumah sakit, termasuk RSUD S.K Lerik, RS Siloam, RS Mamami, RS Leona, dan RSUD Prof W.Z Johannes. Sejumlah siswa menyebut menu tahu dan sayur terasa asin dan asam.
Pihak sekolah menghentikan sementara distribusi MBG, sementara Polresta Kupang Kota bersama Dinas Kesehatan turun tangan menyelidiki penyebab keracunan. Polisi juga akan memeriksa dapur penyedia makanan MBG.
Hingga kini, penyebab pasti keracunan belum dapat dipastikan. Namun, pihak medis menduga menu makanan MBG menjadi pemicu utama.
(JFR)








